Puisi Untukmu : Yang Tak Pernah Tahu Betapa Dalamnya Rasa Yang Kusimpan

PEKANBARU :

Dalam heningnya malam yang sunyi,          Aku memandang langit yang bermandikan cahaya bintang.

Di dalam gelap, tersembunyi rasa yang dalam,
Aku menulis puisi untukmu, yang jauh di sana.

Meski kau tak pernah menyadari kehadiranku,
Meski langkahmu tak pernah melintasi jalanku,
Aku tetaplah di sini, dalam diam,
Menyimpan rindu dan cinta yang tak terungkap.

Puisi ini adalah ungkapan hatiku,
Yang terlalu lemah untuk berteriak,
Yang terlalu rapuh untuk mengungkapkan,
Namun, tetap tegar dalam kesendirian.

Jika aku tidak dianggap seseorang,
Apakah yang seharusnya kulakukan?
Apakah harus berlari mengejar bayangan,
Ataukah hanya tersenyum dalam kehampaan?

Sabar, itulah yang aku lakukan.
Menyusun kata-kata indah dalam puisi,
Menggambarkan cinta yang abadi,
Meski hanya dalam imajinasi yang terpatri.

Biarlah puisi ini menjadi penghubung,
Antara hatiku yang terluka dan duniamu yang tak terpahami.
Biarlah ia menjadi pelipur lara,
Di tengah kesendirian yang menjemukan.

Pada setiap bait yang kuciptakan,
Aku mencoba menyampaikan isi hatiku.
Rindu yang meluap-luap namun terpendam,
Cinta yang tak terucap namun terasa.

Puisi ini adalah suara hatiku yang terpendam,
Yang ingin kucurahkan namun tak berdaya.
Dalam setiap huruf dan kalimat yang terpatri,
Aku mencurahkan seluruh perasaanku.

Meski kau mungkin tak pernah membaca,
Atau bahkan tak pernah mengetahui keberadaannya,
Puisi ini tetaplah untukmu,
Sebagai bukti dari perjuangan hatiku.

Mungkin suatu hari nanti,
Kau akan menyadari keberadaanku.
Mungkin suatu hari nanti,
Kau akan merasakan getaran cinta yang kusimpan.

Namun sampai saat itu tiba,
Aku akan tetaplah di sini,
Menyusun puisi-puisi untukmu,
Dalam harap yang tak pernah pudar.

Jika aku tidak dianggap seseorang,
Aku akan terus bersabar.
Menunggu waktu yang tepat untuk melangkah,
Menunggu cinta yang tulus untuk bersatu.

Sabar, itulah yang aku lakukan.
Menyimpan semua rindu dalam hati,
Menyusun semua impian dalam puisi,
Dan membiarkan waktu menjawab segalanya.

Puisi ini untukmu, yang tak pernah tahu
Betapa dalamnya rasa yang kusimpan
Semoga suatu hari nanti
Engkau akan merasakan getaran cinta yang tiada henti.

Penulis : KEND ZAI.

Pekanbaru, 30 April 2024.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *