Klaim Kepemimpinan AWB: KEND ZAI Pertanyakan Legitimasi Saidina Umar Sebagai Ketua Umum

PEKANBARU, Haluanberantas.com – Belakangan ini media sosial dan portal berita ramai memperbincangkan kemunculan sosok yang mengaku-ngaku sebagai Ketua Aliansi Wartawan Bersatu (AWB). Nama AWB sendiri awalnya dikenal saat ratusan wartawan menggelar aksi demonstrasi di Polresta Pekanbaru. Aliansi ini dibentuk secara spontan oleh para wartawan dari berbagai daerah di Riau yang merasa perlu bersatu untuk menyuarakan tuntutan mereka dalam aksi tersebut. Rabu (25/9/24).

Pembentukan AWB kala itu tidak didasarkan pada sebuah struktur organisasi resmi. Gerakan ini lebih merupakan bentuk solidaritas dari para wartawan yang tergabung dalam berbagai media, yang bersatu untuk menggelar demonstrasi.

Dalam aksi tersebut, beberapa wartawan terpilih sebagai koordinator lapangan (Korlap) dan koordinator umum (Kordum), yang bertanggung jawab mengoordinasikan aksi unjuk rasa. Kordum saat itu dijabat oleh Saidina Umar, sementara tugas Korlap dipegang oleh 11 orang, salah satunya adalah KEND ZAI yang dikenal sebagai Korlap 1.

Namun, baru-baru ini, situasi berubah dengan munculnya nama Saidina Umar yang juga menjabat sebagai Kordum dikala itu, yang kini mengklaim dirinya sebagai Ketua Umum AWB tanpa dasar yang jelas.

Klaim ini menimbulkan pertanyaan, khususnya di kalangan para anggota AWB yang lain, termasuk beberapa Korlap yang merasa tidak dilibatkan dalam proses pembentukan kepemimpinan tersebut.

KEND Zai, salah satu Korlap AWB yang terlibat dalam aksi demonstrasi awal, tegaskan bahwa sejauh ini belum pernah ada rapat resmi atau undangan yang disebarluaskan kepada seluruh anggota AWB.

“Sampai sekarang, belum ada pertemuan atau rapat formal yang mengundang seluruh wartawan yang tergabung di grup AWB tersebut. Tiba-tiba Saidina Umar muncul di pemberitaan dan mengaku sebagai ketua umum AWB,” ujar KEND.

Lebih lanjut, KEND mengakui bahwa memang pernah ada undangan dari Saidi Umar untuk mengadakan rapat, namun undangan tersebut hanya ditujukan kepada para Korlap, bukan kepada seluruh anggota yang berpartisipasi dalam aksi demonstrasi di Polresta Pekanbaru saat itu. Selain itu, dalam undangan tersebut tertulis bahwa rapat yang akan diadakan adalah rapat evaluasi para korlap, bukan rapat pemilihan ketua atau pengurus resmi AWB.

“Tiba-tiba muncul berita bahwa Saidina Umar adalah ketua AWB. Padahal, proses pemilihan itu seharusnya dilakukan secara demokratis dan melibatkan seluruh anggota yang tergabung dalam AWB sejak demonstrasi di Polres. AWB itu bukan hanya milik Korlap saja, tapi milik ratusan wartawan yang sudah bergabung di dalamnya,” tegas KEND.

KEND juga menyampaikan bahwa ia dan beberapa Korlap lainnya tidak menolak jika Saidina Umar ingin menjadi ketua AWB. Namun, proses tersebut harus melalui mekanisme yang sesuai dengan prosedur, yakni melalui pemilihan terbuka yang melibatkan seluruh anggota.

“Tidak masalah jika Saidina Umar ingin menjadi ketua, tapi harus mengikuti prosedur yang benar. Semua anggota yang tergabung dalam aksi demonstrasi saat itu harus dilibatkan dalam pemilihan tersebut,” tambahnya.

Untuk diketahui bersama bahwa Para wartawan yang tergabung dalam AWB berasal dari berbagai latar belakang media, baik cetak, online, maupun elektronik. Dalam aksi unjuk rasa di Polresta Pekanbaru beberapa waktu lalu, mereka datang dengan satu tujuan, yakni menyuarakan aspirasi mereka. Solidaritas yang terbentuk kala itu menjadi dasar kuat bagi lahirnya AWB sebagai wadah perjuangan bersama.

Namun, klaim Saidina Umar sebagai ketua tanpa melalui mekanisme yang sah dinilai oleh sebagian anggota sebagai langkah yang tidak tepat. Mereka khawatir jika AWB nantinya hanya akan menjadi alat untuk kepentingan pribadi seseorang, bukan lagi sebagai wadah yang mewakili kepentingan seluruh wartawan yang tergabung di dalamnya.

“Jangan sampai Saidina Umar menyalahgunakan AWB ini untuk kepentingan pribadi. Aliansi ini dibentuk atas dasar solidaritas bersama, dan kita tidak ingin ada pihak yang memanfaatkan nama AWB demi keuntungan sendiri,” tegas KEND.

KEND Zai tegaskan bahwa jika situasi ini tidak segera ditangani dengan baik, hal tersebut bisa menimbulkan perpecahan di kalangan wartawan yang tergabung dalam AWB.

“Kita harus menjaga persatuan dan solidaritas. AWB dibentuk sebagai wadah perjuangan bersama, bukan untuk kepentingan pribadi. Kita semua memiliki peran penting di dalamnya, dan keputusan-keputusan besar harus melibatkan semua anggota,” ujar KEND.

KEND juga menghimbau kepada instansi pemerintah, perusahaan swasta, BUMD-BUMN, dan masyarakat luas untuk berhati-hati dan tidak terjebak oleh oknum yang menjual nama AWB untuk kepentingan pribadi.

“Kami tegaskan bahwa Saidina Umar bukan lah ketua Umum AWB. Dirinya hanya mengaku yang kami duga untuk kepentingan pribadi dia,” tegasnya. (red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *