Hasil Rontgen Tak Kunjung Diberi, Keluarga Duga RS Prima Sembunyikan Fakta Kematian

PEKANBARU, Haluanberantas.com – Dua bulan berlalu sejak meninggalnya pasien berinisial YB di RS Prima, Pekanbaru pada 31 Mei 2025, pihak rumah sakit RS Prima belum juga memberikan hasil rontgen yang diminta oleh keluarga korban. Kematian YB kini memunculkan tanda tanya besar dan dugaan adanya kelalaian medis yang berujung fatal.

Kepada media ini, Senin (21/7/2025), pihak keluarga mengungkapkan kekecewaan karena hingga kini belum menerima salinan hasil rontgen almarhum yang mereka minta langsung sejak hari kematian.

“Saat itu kami minta ke pihak tertinggi RS Prima agar dikeluarkan hasil rontgen suami saya agar tahu apa penyebab kematiannya. Mereka janji akan kirimkan lewat WhatsApp, tapi sampai hari ini tak juga dikirim,” ujar istri almarhum.

Keluarga menduga ada upaya pihak RS Prima untuk menutupi penyebab sebenarnya dari kematian YB, yang menurut mereka terjadi akibat dugaan keterlambatan, kelalaian serta tindakan dalam penanganan medis saat almarhum dilarikan ke rumah sakit.

“Kami kecewa dan curiga, kenapa hasil rontgen tidak diberikan? Apakah ada sesuatu yang disembunyikan? Ini hak kami sebagai keluarga,” tegasnya.

Lebih dari sekadar tidak memberikan dokumen medis, pihak rumah sakit juga diduga menyebarkan tuduhan tidak berdasar terhadap salah seorang Wartawan Yang tergabung di Gabungan Wartawan Indonesia (GWI) Provinsi Riau, inisial T. Laia, yang disebut-sebut menerima uang sebesar Rp25 juta dari pihak RS Prima untuk “menyelesaikan urusan” kematian YB.

Tudingan ini dibantah keras oleh T. Laia. Ia bahkan menyatakan siap membawa masalah ini ke ranah hukum atas dugaan fitnah dan pencemaran nama baik.

“Saya tidak pernah menerima uang itu. Kalau mereka bilang saya ambil uang 25 juta, itu fitnah. Saya akan tuntut mereka,” kata T. Laia kepada wartawan.

Atas serangkaian kejadian ini, keluarga almarhum berencana mengambil langkah hukum. Dalam waktu dekat, mereka akan membuat laporan resmi ke Polda Riau terkait dugaan kelalaian medis, pengabaian hak keluarga terhadap dokumen medis, serta tuduhan fitnah terhadap T. Laia.

Selain itu, keluarga juga menyebut akan melaporkan kasus ini ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Riau, Dinas Kesehatan Provinsi Riau, dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) untuk pengawasan terhadap hak-hak pasien dan keluarganya, dan ke instansi lainya.

“Kami sedang mengumpulkan seluruh dokumen dan bukti. Semua akan kami laporkan. Kami tidak ingin kasus ini berakhir begitu saja,” ujar abang almarhum.

Keluarga besar almarhum YB saat ini tengah berkonsultasi dengan sejumlah organisasi masyarakat sipil guna mendorong perhatian publik terhadap kasus ini. Mereka menuntut agar RS Prima bertanggung jawab dan secara terbuka menjelaskan penyebab kematian YB serta menyerahkan seluruh dokumen medis yang telah diminta sejak awal.

Hingga berita ini diterbitkan, Direktur RS Prima ketika dikonfirmasi media ini, belum memberikan tanggapan.

Terpisah, Humas RS Prima, Adi, saat dikonfirmasi media ini pada Selasa (22/7/25), mengklaim bahwa pihak keluarga pasien (almarhum_red) belum mengisi Form Pelepasan Informasi Medis, sehingga hasil rontgen belum dapat diberikan.

“Harus isi form pelepasan informasi medis, Pak. Sampai saat ini keluarga belum mengisi,” tulis Adi melalui pesan WhatsApp.

Ketika ditanya soal janji pihak rumah sakit yang sebelumnya menyatakan akan mengirimkan hasil rontgen melalui WhatsApp kepada keluarga, Adi tetap bersikeras bahwa form tersebut harus diisi lebih dulu.

“Kami bisa kirim kalau form pelepasan informasi medis sudah diisi. Silakan keluarga isi di bagian informasi kami, Pak. Terima kasih,” tulisnya.

Namun saat ditanya kembali soal dugaan fitnah terkait pemberian uang kepada T. Laia, Adi memilih bungkam. Pesan telah dibaca (centang dua), tetapi tak kunjung dibalas.

Masih di hari yang sama, pihak keluarga almarhum membantah pernyataan Humas RS Prima. Mereka menegaskan tidak pernah diminta datang untuk mengisi formulir apa pun.

“Tidak pernah ada permintaan dari RS kepada kami untuk datang dan isi form. Waktu kami ke sana, mereka hanya janji akan kirim hasil rontgennya ke kami,” tegas salah satu anggota keluarga almarhum, membantah pernyataan pihak rumah sakit. (Red).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *