Bahasa Melayu dan Tulisan Jawi dalam Kaitannya dengan Bahasa Indonesia

Haluanberantas.com – Pendahuluan

Bahasa adalah alat utama komunikasi antarindividu dalam masyarakat. Di kawasan Asia Tenggara, khususnya di wilayah Nusantara, bahasa Melayu memegang peran penting dalam sejarah, budaya, dan perkembangan bahasa nasional, yakni Bahasa Indonesia. Salah satu bentuk representasi tulisan bahasa Melayu pada masa silam adalah tulisan Jawi, yakni tulisan Arab yang disesuaikan untuk menuliskan bahasa Melayu. Keduanya memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan identitas dan bahasa Indonesia saat ini.

1. Sejarah Singkat Bahasa Melayu dan Tulisan Jawi

a. Bahasa Melayu

Bahasa Melayu merupakan bahasa Austronesia yang telah lama digunakan di kawasan Nusantara, mencakup wilayah Indonesia, Malaysia, Brunei, dan sebagian Thailand selatan. Bahasa ini menjadi lingua franca (bahasa pengantar) antarsuku dan antarnegara pada masa Kerajaan Sriwijaya hingga Kesultanan Melayu.

Bahasa Melayu menyebar luas melalui perdagangan, dakwah Islam, dan pemerintahan kerajaan-kerajaan Melayu. Dalam perkembangannya, bahasa ini menjadi bahasa resmi administrasi dan agama, terutama sejak abad ke-13 ketika Islam mulai berkembang di Nusantara.

b. Tulisan Jawi

Tulisan Jawi adalah sistem penulisan bahasa Melayu menggunakan huruf Arab dengan beberapa penyesuaian fonetik untuk menyesuaikan bunyi-bunyi yang tidak terdapat dalam bahasa Arab. Tulisan ini mulai digunakan seiring masuknya Islam ke Nusantara dan menjadi sistem penulisan utama dalam bahasa Melayu, terutama dalam naskah keagamaan, sastra, hukum, dan pemerintahan.

Contoh penggunaan tulisan Jawi dapat ditemukan dalam dokumen hukum kerajaan Melayu, surat-surat resmi, kitab tafsir, dan karya sastra seperti Hikayat Hang Tuah atau Hikayat Raja Pasai.

2. Pengaruh Bahasa Melayu dan Tulisan Jawi terhadap Bahasa Indonesia

a. Bahasa Melayu sebagai Dasar Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia secara historis berasal dari ragam Bahasa Melayu Riau-Johor, yang dipilih sebagai bahasa nasional dalam Sumpah Pemuda tahun 1928. Keputusan ini bukan tanpa alasan. Bahasa Melayu dianggap netral karena tidak terikat pada satu suku besar di Indonesia, sederhana dalam struktur gramatikal, serta sudah banyak digunakan sebagai bahasa pengantar pendidikan dan administrasi kolonial.

Dengan demikian, bahasa Melayu menjadi fondasi utama dalam pembentukan bahasa Indonesia. Struktur dasar, kosakata inti, dan tata bahasa Indonesia sangat dipengaruhi oleh bahasa Melayu.

b. Peran Tulisan Jawi dalam Perkembangan Literasi

Sebelum aksara Latin diperkenalkan oleh penjajah Belanda, tulisan Jawi berperan penting dalam dunia literasi Melayu. Naskah-naskah klasik dalam berbagai bidang seperti agama, hukum, sejarah, dan sastra ditulis dalam aksara Jawi, yang menjadi sarana penyebaran ilmu dan agama di masyarakat.

Walau tulisan Jawi tidak digunakan secara luas dalam Bahasa Indonesia modern, warisan budaya dan intelektual yang dihasilkan melalui aksara ini masih memiliki nilai sejarah yang tinggi. Banyak manuskrip berbahasa Melayu yang ditulis dalam Jawi masih menjadi sumber penting bagi penelitian sejarah, sastra, dan ilmu keislaman di Indonesia.

3. Perkembangan dan Pergeseran

a. Pergeseran ke Aksara Latin

Kolonialisasi Belanda membawa pengaruh kuat terhadap sistem pendidikan dan administrasi di Indonesia. Aksara Latin diperkenalkan dan diadopsi secara luas, menggantikan aksara Jawi dalam penulisan resmi dan pendidikan. Hal ini membuat generasi muda Indonesia lebih akrab dengan huruf Latin, sedangkan kemampuan membaca tulisan Jawi semakin menurun.

b. Posisi Tulisan Jawi di Era Modern

Saat ini, tulisan Jawi lebih banyak digunakan di Malaysia dan Brunei sebagai bagian dari pelajaran bahasa dan warisan budaya Islam. Di Indonesia sendiri, penggunaan tulisan Jawi terbatas, meski masih diajarkan di beberapa pesantren, madrasah, atau sebagai bagian dari kajian filologi manuskrip kuno.

Namun, minat terhadap naskah kuno dan budaya Islam mendorong beberapa kalangan akademisi dan peneliti untuk menghidupkan kembali studi tentang tulisan Jawi.


4. Relevansi Tulisan Jawi dan Bahasa Melayu di Masa Kini

Bahasa Indonesia yang kita gunakan hari ini masih memelihara banyak unsur bahasa Melayu, dari segi kosakata, idiom, hingga struktur kalimat. Pemahaman akan bahasa Melayu klasik dan tulisan Jawi membantu kita untuk memahami asal-usul bahasa nasional serta warisan intelektual yang telah ada berabad-abad lamanya.

Bagi umat Islam, tulisan Jawi juga menjadi penghubung dengan sejarah Islamisasi Nusantara. Sedangkan dari segi pendidikan dan kebudayaan, pelestarian tulisan Jawi membuka peluang untuk mengenalkan kembali literasi sejarah yang kaya kepada generasi muda.


Kesimpulan

Bahasa Melayu dan tulisan Jawi merupakan bagian penting dari sejarah dan identitas kebahasaan di Nusantara. Bahasa Melayu menjadi fondasi utama bagi bahasa Indonesia, sementara tulisan Jawi menjadi saksi bisu kejayaan literasi Islam dan budaya Melayu masa lalu. Meskipun tulisan Jawi telah tergeser oleh huruf Latin, peranannya dalam sejarah perkembangan bahasa dan ilmu pengetahuan di Indonesia tidak bisa diabaikan.

Pelestarian tulisan Jawi dan pemahaman terhadap bahasa Melayu klasik bukan hanya penting untuk ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai bentuk penghargaan terhadap jati diri bangsa dan warisan budaya Nusantara.**

MUTIA SEPIANTI
NIM: 202408015

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *