PEKANBARU – Haluanberantas.com – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Riau melakukan unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Riau, Jalan Sudirman, Pekanbaru, pada Senin (27/5/2024).
Aksi tersebut digelar sebagai bentuk penolakan terhadap penunjukan Risnandar Mahiwa sebagai Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru. Penolakan ini didasarkan pada alasan bahwa Risnandar bukanlah putra asli daerah Pekanbaru.
Sebelum memulai orasi, terjadi aksi dorong-mendorong antara mahasiswa dan petugas keamanan di pintu gerbang. Para mahasiswa berusaha mendekati pintu masuk, namun dihalau oleh barisan petugas yang berjaga. Situasi memanas ketika seorang mahasiswa berhasil merangsek masuk dan menaiki tangga menuju kantor gubernur.
Mahasiswa tersebut langsung dihadang oleh petugas dan diduga dipukul. Aksi ini memicu kemarahan massa.
“Kami datang untuk menyampaikan aspirasi, tapi yang kami terima adalah kekerasan!” seru Riski Ahmad Fauzi, orator aksi, melalui megafon.
Dalam orasinya, Riski Ahmad Fauzi menegaskan penolakan mereka terhadap penunjukan Risnandar Mahiwa.
“Kami menolak penunjukan Pj Walikota Pekanbaru yang bukan berasal putra daerah. Ini bukti kesewenangan pusat yang tak memperhatikan aspirasi masyarakat. Harusnya putra daerah yang menjadi prioritas, karena lebih memahami akar masalah di Pekanbaru,” ujarnya.
Riski juga mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh petugas keamanan.
“Hari ini sahabat kami dipukul, diinjak-injak. Kami datang ke sini untuk menyampaikan aspirasi, tapi dibalas dengan kekerasan. Ini tidak bisa diterima,” tambahnya dengan nada tinggi.
Melihat temannya dianiaya, para mahasiswa lain langsung merespon dengan berteriak dan menunjuk-nunjuk petugas yang diduga melakukan pemukulan. Situasi semakin memanas ketika seorang mahasiswa yang mengalami luka harus dipapah keluar dari barisan pendemo oleh teman-temannya.
Menanggapi aksi dan tuntutan massa, Pj Gubernur Riau SF Hariyanto mengajak seluruh masyarakat untuk tidak mempersoalkan siapa yang ditunjuk sebagai Pj Walikota Pekanbaru.
“Siapapun yang ditunjuk, adalah pilihan terbaik berdasarkan pertimbangan pemerintah pusat. Mari kita dukung demi kemajuan bersama,” kata SF Hariyanto.
Namun, pernyataan ini tidak meredakan kemarahan para mahasiswa. Mereka tetap mendesak agar pemerintah pusat mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
“Kami tidak akan berhenti sampai aspirasi kami didengar. Kami ingin putra daerah yang menjadi pemimpin di kota kami,” tegas Riski
Pantauan di lokasi, beberapa mahasiswa terlihat mengobati luka temannya yang terkena pukulan. Petugas keamanan terus berjaga di sekitar lokasi untuk mencegah situasi semakin memanas.
Salah Satu Warga sekitar yang turut menyaksikan Demontrasi yang digelar
PMII mendukung aksi yang tengah berlangsung tersebut. Namun mereka mengaku, dengan cara kekerasan sampai ada masa yang terluka seharusnya jangan sampai terjadi terhadap adek adek yang melakukan aksi.
“Saya mendukung tuntutan mereka, tapi kalau sampai ada kekerasan, itu tidak benar. Adek adek mahasiswa ini kan hanya menyampaikan aspirasi yang dilindungi UU, seharusnya pihak aparat jangan sampai melakukan kekerasan atau memukul, “ujar seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya.
KEND ZAI.