Keributan di SPBU Nomor 14.282.667 Hangtuah Ujung : Konflik Antara Pengemudi dan Mafia Dugaan Praktik BBM Ilegal

PEKANBARU, Haluanberantas.com – Sebuah insiden keributan terjadi di salah satu SPBU Nomor 14.282.667 di Jalan Hangtuah Ujung, Kel. Bencah Lesung, Kota Pekanbaru yang dipicu oleh antrean panjang diduga akibat adanya praktik pengisian BBM ilegal.

Keributan tersebut dikabarkan melibatkan salah seorang anggota Organisasi Masyarakat (Ormas) inisial ZL, yang berusaha mengisi bahan bakar mobilnya, Jumat (14/6/24) sekira pukul 10.00 Wib.

Menurut kronologi kejadian, ZL datang ke SPBU dengan tujuan mengisi bahan bakar. Namun, mobilnya ditolak pengisian karena tidak memiliki barcode yang diperlukan oleh SPBU tersebut. Hal ini membuat ZL kecewa dan mempertanyakan alasan penolakan tersebut. Sementara Ia melihat banyak mobil jenis kondisel yang diduga sebagai kendaraan pelansir BBM ilegal diperbolehkan mengisi bahan bakar, bahkan dengan antrean yang cukup panjang.

“Dia (ZL_red) mau isi minyak, tapi pihak SPBU tidak mengisi karena mobilnya tidak memiliki barcode. Sementara dilihat di lokasi saat itu, mobil kondisel yang diduga sebagai mobil pelansir BBM ilegal bersubsidi justru diperbolehkan, bahkan antreannya diperbolehkan,”ujar WU, salah satu ketua penasehat Ormas tersebut kepada media ini, Jumat (14/6/2024) pukul 23:11 wib.

Lebih jauh WU menjelaskan, bahwa Ketidakpuasan anggotanya inisial ZL atas ketidakadilan ini kemudian memicu reaksi dari beberapa sopir mobil kondisel yang sedang mengisi minyak. Sopir-sopir tersebut diduga terlibat dalam praktik pelansiran BBM ilegal dan merasa tersinggung oleh tuduhan ZL. Akibatnya, pemukulan terhadap ZL tidak bisa dihindari, dan puluhan sopir tersebut diduga melakukan aksi kekerasan.

“Supirnya tidak terima sehingga mereka memukul anggota saya, ZL. Aneh saja, kenapa supir mobil itu yang ngamuk? kami duga bahwa mobil mereka itu khusus pelansir BBM dan bagian dari mafia BBM ilegal,” ungkap WU.

Kejadian tersebut kata WU, telah dilaporkan ke Polsek Tenayan Raya untuk mendapatkan keadilan.

“Ia sudah kita laporkan di Polsek Tenayan Raya,” sebut WU

Ia mengungkapkan bahwa dugaan praktik pelansiran BBM bersubsidi dengan menggunakan mobil modifikasi sudah lama terjadi di daerah Tenayan Raya, namun belum ada tindakan tegas dari pihak berwenang.

“Selama ini kan di SPBU ini sering diberitakan media bahwa banyak mobil pelansir BBM ilegal, namun tidak ada tindakan dari Aparat Penegak Hukum (APH). Ada apa ini dibiarkan?, “cakap WU dengan nada kecewa.

WH tegaskan bahwa pihaknya tidak terima atas kejadian tersebut dan berjanji akan melakukan demonstrasi dengan membawa ribuan masa.

“Intinya kami tdak terima dengan kasus pemukulan ini, baik terhadap pihak SPBU maupun terhadap kasus pemukulan ini. Jadi kami merasa pelaku pelaku pemukulan ini terasa ter Beckup oleh mafia BBM ilegal, melakukan tindakan anarkis. Mungkin kita akan aksi seribu masa atau seribu lima ratus masa, kita akan swiping, kita akan hancurin semua gudang-gudangnya. Kalau memang polisi tidak bisa menindak ini, kita langsung menindak, “tegasnya.

Dugaan Praktik pelansiran BBM ilegal dengan menggunakan mobil modifikasi telah merugikan negara dan masyarakat. BBM bersubsidi yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat umum, diduga disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

SPBU Nomor 14.282.667 ini telah menjadi sorotan media beberapa kali karena diduga menjadi tempat pelansiran BBM ilegal. Meski demikian, belum ada tindakan konkret yang dilakukan oleh pihak berwenang untuk memberantas praktik ini.

Salah satu Masyarakat sekitar SPBU juga mengeluhkan antrean panjang yang sering terjadi di SPBU tersebut. Antrean panjang ini diduga karena banyaknya mobil pelansir BBM yang mengisi ulang berulang kali. Keadaan ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan ketersediaan BBM bersubsidi yang semakin menipis.

“Saya sering melihat antrean panjang di sini, terutama mobil-mobil kondisel itu. Kadang-kadang kami yang butuh BBM malah tidak kebagian karena habis dipakai mereka,” kata seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya.

Sementara itu, Kapolsek Tenayan Raya yang juga hadir di TKP saat itu saat media ini melakukan konfirmasi melalui via WhatsApp nya, Jumat (14/6/24) malam, tidak ada jawaban.

Sebelumnya, Tim Media ini sudah berupaya melakukan konfirmasi ke pihak SPBU nomor 14.282.667 terkait insiden keributan tersebut dan dugaan pelansiran BBM Ilegal ini. Namun pimpinan SPBU tidak ada ditempat. Salah satu karyawan dilokasi mengatakan maneger saat itu sedang tidak berada dilokasi dan saat ini sudah pulang.

“Sudah pulang bang manegernya, “ujar salah seorang karyawan SPBU yang tidak diketahui namanya Media ini.

KEND ZAI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *