PEKANBARU, Haluanberantas.com – Fenomena sampah yang bertebaran di sudut Kota Pekanbaru menyulut aksi dari sejumlah pemuda. Mereka yang menamakan diri Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Pekanbaru, mengger Demonstrasi di depan Pintu Masuk Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Pekanbaru, Jln. Sudirman Kota Pekanbaru, Rabu (13/12/23). Mereka menuntut Wali Kota Pekanbaru untuk mencopot Kadis DLHK Kota Pekanbaru.
Permintaan itu bukan tanpa sebab, menurut massa PMII, selama kepemimpinan Hendra Afriadi selaku Kadis DLHK Kota Pekanbaru tidak becus dalam menjalankan tugasnya.
Dimana, Persoalan tumpukan sampah di Kota Pekanbaru yang menjadi penyakit masyarakat selama ini dinilai tidak bisa diatasi oleh Kadis DLHK Kota Pekanbaru, Hendra Afriadi.
“Warga Kota Pekanbaru mengeluh atas banyaknya tumpukan sampah. Kami nilai Kadis DLHK Kota Pekanbaru tidak becus menjalankan tugasnya dan menyelesaikan persoalan sampah di Kota Pekanbaru. Maka, kami minta kepada PJ Walikota Pekanbaru copot Hendra Afriadi selaku Kadis DLHK Kota Pekanbaru, “teriak Gusti selaku Koordinator Aksi.
Selain desakan pencopotan kadis DLHK, Mereka juga meminta kepada PJ Walikota Pekanbaru segera memutuskan kontrak dengan perusahaan yang memungut sampah di Kota Pekanbaru.
“Kami minta kepada bapak Mufliun segera putuskan Kontrak Perusahaanya. Kami nilai bahwa kinerja perusahaan yang memungut sampah selama ini tidak sesuai harapan masyarakat Kota pekanbaru, ” tegas Gusti.
PMII juga meminta kepada Kadis DLHK Kota Pekanbaru memundurkan diri dari jabatanya. Sebab, selama ini masyrakat sudah resah akibat kinerja orang nomor satu di DLHK Pekanbaru itu yang dinilai tidak becus menjalankan tugasnya.
“Wali Kota Pekanbaru harus segera memecat Kadis DLHK, Hendra Afriadi. Dan terahkir jika tuntutan tidak dindahkan maka walikota segera memundurkan dari jabatannya, “tutupnya.
Pantauan di lokasi, pada aksi desakan pencopotan Kadis DLHK Kota Pekanbaru itu sempat diwarnai aksi dorong-dorongan massa dengan petugas yang berjaga. Massa mencoba masuk ke dalam gedung MPP, tetapi adanya hadangan dari pihak aparat membuat massa aksi bertahan di depan pintu gerbang.